Eps. 4 Touring Jakarta - KM 0 Sabang | Padang-Sibolga (480KM) | Rute Anti Mainstream Lewat Pariaman!

Eps. 4 Touring Jakarta - KM 0 Sabang | Padang-Sibolga (480KM) | Rute Anti Mainstream Lewat Pariaman!

Show Video

Hai, whuzzup, ketemu lagi. ehm ini hari keempat perjalanan kita dari rangkaian perjalanan Jakarta sampai ke Sabang, Eittt, tapi kenalan dulu, temen gue panggil gue Martin, Martinus, atau Pak Gun, tapi sosmed gue Diavelicious dan hari ini gue ditemenin sama Affancik dan haji Ivan yang super cool inilah cerita kami .... [Musik] Rute kita hari ini itu dari kota Padang tempat Kita menginap malam ini sampai ke kota Sibolga, kita akan lewatin kota, salah satu yang gede yang saya ingat adalah Padang Sidempuan, oke nah jadi ada beberapa pertimbangan untuk rute hari ini kami tadinya diarahkan lewat Bukittinggi, memang kalau dari Padang menuju ke utara ke arah Padang Sidempuan akan diarahkan lewat Bukittinggi ya, karena itu memang jalur utama. nah, Cuman karena hari ini adalah hari kerja dan keadaan beberapa kali saya ke Bukittinggi itu dari Padang selalu mengalami macet, itu kita akhirnya memutuskan untuk memilih jalur alternatif. jadi alternatif hari ini kita coba lewat Pariaman, kita tetap telusuri pinggir pantai barat Pulau Sumatera. Nah jadi di video ini nanti

teman-teman akan lihat, apa, betapa bagusnya, indahnya kampung-kampung di Sumatera Barat daerah Pariaman kesana selamat pagi selamat siang selamat sore dan selamat malam teman-teman, semoga video ini menemui kalian dalam keadaan sehat-sehat ya, untuk teman-teman yang sedang sakit, sedang ISOMan, atau bahkan mungkin masih recovery, dan mungkin ada yang sedang merawat keluarga yang sedang sakit, semoga kalian tetap bersemangat untuk kembali pulih sehat seperti sediakala yaaa, doa saya untuk kalian semua. Ini adalah hari ke-4 perjalanan kami dari Jakarta ke Sabang untuk temen-temen yang belum sempet liat perjalanan kami dari hari pertama bisa dicek di channel page video saya. Rute kita hari ini sekitar 480 KM yang akan ditempuh dalam waktu 12 jam Dari kota Padang kami terus meluncur ke arah utara, nah rutenya kira kira seperti ini, dari kota Padang kita akan menuju ke arah bandara internasional Minangkabau lalu berbelok ke kanan ke arah Pariaman, lalu kami akan melalui satu daerah warnanya Malampah untuk masuk kembali ke lintas Sumatera Rute ini kami ambil karena kami ingin menghindari Kota Bukittinggi yang terkenal akan kemacetan lalu lintasnya di saat jam pergi dan pulang kantor Seperti biasa teman-teman, rute yang kami lalui hari ini akan saya cantumkan linknya di deskripsi Jadi kalau ada teman-teman yang penasaran atau justru tertarik yang mencoba rute yang sama Bisa dicek di kolom deskripsi.

[Musik] membelah kota Padang di pagi hari, hari Selasa ini enggak terlalu Macet kalau saya lihat, agak relatif sepi ya karena sebenarnya ini masih jam-jam berangkat ke kantor mestinya ini temen-temen kalau lihat sebelah kiri kita itu ada kereta bandara, ini kalau saya gambarkan itu dari rute kita memang arahnya ke arah bandara, nanti sebelum bandara itu ada apa ya, jalan simpang ke kanan itu kita ambil kanan untuk mengarah ke Pariaman, nah ini sudah jalan utama menuju ke bandara Nah ini jalanan sesaat setelah kita belok ke kanan tadi sebelum pintu gerbang Bandar Udaranya, langsung kelihatan ya beda auranya jalan di sini udah kelihatan banyak pepohonan pesawahan, pokoknya sangat berbeda dengan Kota Padang tadi yang cukup padat Kalau saya bilang bangunannya Karena memang bukan jalan utama atau jalan lintas Sumatera kami melewati jalan-jalan yang relatif kecil tapi ini salah satu yang saya suka dari hari ini saya suka tuh lihat apa namanya semacam perkampungan, dekat gini dengan jalan jadi saya bisa lihat kehidupan apa ya 'locals' atau warga sekitar itu sehari-hari seperti apa ya, walaupun kami hanya sekedar melintas saja Tapi menurut saya ini suatu apa ya pemandangan yang cukup menghibur [Musik] kami bertemu lagi dengan jalan yang lebar, ini artinya kami sudah mau memasuki Kota Pariaman, cuman sayangnya Kami memang gak sempat berhenti di Kota Pariaman yang indah, tapi kami sempatkan rekam sedikit viewnya kira-kira seperti ini, seperti halnya kota-kota kecil lainnya di Sumatera Barat, tipikal banget ya sedikit keluar dari kota Pariaman kami disuguhi pemandangan Pesawahan yang hijauuu, sangat menghibur mata deh rasanya, langit juga cerah hari ini, meskipun gak keliatan di kamera, Sebenarnya kita ini menyusuri pinggir pantai, di sebelah kiri jalan ini sekira beberapa ratus meter dari jalanan ini tuh adalah pantai, ini kalau kalian lihat kan banyak tuh pohon kelapa, menandakan Kita sebenarnya ada di daerah pantai jadi hari ini tu ada sedikit cerita lucu, drama atau apa ya, tapi pengalaman lah ini di rute-rute hari ini ya. kami terpisah, kami cuman bertiga nih satu grup, bertiga, terpisah tiga-tiganya di tengah jalan menuju perbatasan Sumatera Utara dengan Sumatera Barat. Jadi pagi itu mungkin Om Ivan tuh masih agak sedikit ngantuk jadi kan kita melewati satu ruas jalan setelah Kota Pariaman gitu yang jalannya emang agak lurus lurus dan bagus, mungkin karena lurus dan saya maintain speed diantara 90-100 ya, Om Ivan agak ngantuk dia ingin sedikit 'main-main' hahaha di atas motornya, dia agak Kasih kode ke saya ngantuk gitu ya, pakai tangan, Terus dia Gas, biasanya memang kita kalau ketemu persimpangan jalan, dia pasti akan tunggu di sana, oke tinggal saya berdua sama Om Affancik jadi Om Ivan udah gas duluan kedepan kan, nah rupanya disatu persimpangan yang enggak terlalu besar dan tidak ada apa namanya, penunjuk jalannya itu menurut GPS kita harus ke kanan, Jadi bukan Simpang juga bukan perempatan tapi ini pertigaan dan pertigaan yang ke kanan itu memang jalannya agak lebih kecil jadi enggak kelihatan kaya ini adalah Jalan Utama sebenarnya. Nah di jalan ini teman-teman nanti kita akan liat om Ivan nyalip saya, ini posisi saya ada di depan di belakang saya Om Ivan dibelakang om Ivan adalah Om Fancik, dia sempat Kasih kode klakson sedikit lalu saya liat spion dia kayak ngantuk nih jadi dia kalau ngantuk dia akan sedikit pacu adrenalinnya supaya melek lagi karena kalau ngantuk agak bahaya, nah ini dia, wuzzz dalam beberapa detik aja hilang dari pandangan saya nih om Ivan. akhirnya setelah kita telepon gak bisa, kita tinggalkan pesan sama Ivan karena kami yakin pasti satu saat di depan Ivan akan berhenti untuk ngecek handphonenya jadi kita WhatsApp dia, Ivan Harusnya kita di sini belok ke kanan, kalau kamu mau putar balik di titik ini nanti kamu belok ke kiri ya. karena kan dari kami kan posisinya belok ke kanan, Karena Om Ivan udah di depan dia harus putar balik kan berarti nanti dititik itu dia ke kiri karena kami enggak tahu om Ivan itu di depan kami Berapa jauh, berapa KM gitu ya akhirnya kami putuskan untuk menyusuri jalan itu dengan kecepatan yang lebih perlahan sekalian nunggu Om Ivan sampai masuk rupanya jalan itu makin lama apa namanya jalannya sih bagus cuman makin kecil dan ternyata masuk ke kalo saya bilang hutan ya cuman hutan banget juga enggak, karena Emang aspalnya bagus, Cuma kanan kiri enggak ada rumah, enggak ada rumah penduduk, gak ada warung gak ada apapun jadi bener-bener hanya pohon-pohon besar aja disitu itu lumayan kita masuk ke dalam itu ada sekitar hampir setengah jam lebih lah, ini biasanya Om Ivan udah deket udah nyusul nih di jalan ini om Affancik ada di depan saya nih posisinya, jadi kita ngelewatin perkampungan ya Kalau saya bilang, cakep banget ini pemandangannya sebelah kiri itu kayak pohon kelapa sawit tapi bukan kebun kelapa sawit, jadi ditanamkan rapi cuman ya hanya sedikit gitu ya terus di sebelah kiri Ini kalau teman-teman lihat itu ada sebuah sungai besar ada banyak batu-batu besar, pemandangannya Cakep jadi ciri khas apa ya pedesaan banget, suka ini saya sama apa namanya pemandangan kalau touring dilewatin ke rute yang kira-kira pedesaan kayak ginilah, alami gitu. Kalau saya cek di Google ternyata

daerah ini tuh namanya Malampah. teman-teman viewer ada yang dari daerah sini gak ya? saya mau angkat jempol nih buat pemandangan daerah kalian itu indah. dan ternyata emang ini adalah jalan tembus dari Pariaman kalau mau menuju ke Lintas Sumatera, namun demikian jalannya terlihat sepi. oke biar agak sedikit lebih jelas saya mau kasih gambaran bagaimana tadi kita terpisah sebenarnya di rute ini. nah ini Om Ivan mulai nyalip saya di titik garis merah ini, Jadi ini yang jalanan yang dilalui sama om ivan, Ini arahnya ke Kotoaur sedangkan garis biru dan hijau ini adalah saya dan om Fancik yang akhirnya di ujung itu nanti terpisah di pertigaan meskipun tujuannya tetap sama kearah lintas Tengah Sumatera karena treknya viewnya unik ya menurut saya sama Om Affancik Kami sempat berhenti lho disini Untuk foto, sudah sempet poto poto pun saya juga heran koq om Ivan gak lewat-lewat, atau at least nyamperinlah ternyata di ujung sana, sewaktu saya ketemu dengan jalur lintas Sumatera Saya sempatkan berhenti ngecek handphone dan dia kirim apa namanya share location ya, ternyata dia udah jauh banget ya, di Simpang Kotoaur tadi yang kalau ke kanan sebenarnya tembus juga ke Lintas Sumatera. ndhilalahnya pas di dalam itu kita ketemu satu pertigaan lagi, jadi om Affancik sempat nanya ke anak anak yang main disitulah, Oke main disitu ya, tanya apa namanya, emang udah dekat perkampungan, dia tanya kalau untuk lintas Sumatera arahnya ke mana?, Saya di belakang om Affancik mungkin ada sekitar lima meter sehingga gak denger mereka ngobrol apa kan, jadi rupanya anak-anak bilan oo Bapak lurus aja di depan itu lurus gitu jadi di depan rupanya setelah nanya itu ada tikungan jalanan menikung dan menurun kebawah, lalu di depan itu ada pertigaan, di pertigaan itu harusnya lurus kalau menurut anak-anak itu saya ngandelin om Affancik aja di depan sambil saya tetap menjalin GPS saya, rupanya di pertigaan itu GPS saya nyuruh ke kiri, sedangkan om Affancik lurus, sebelum pertigaan saya liat ada Pesawahan di sebelah kanan saya sempatkan melihat sebentar pesawahan gitu, pas saya liat kedepan setelah tikungan, om Affancik udah nggak ada, hilang, jadi saya di pertigaan sempet, sempet berhenti, Mungkin ada satu menit lah. karena saya melihat ke depan enggak ada tanda-tanda Om

Affancik, jangan-jangan dia memang udah tahu kalau ini harusnya belok ke kiri gps saya suruh belok ke kiri kan Saya berasumsi tadi anak-anak ngasih tau nanti tiba di depan ke kiri pak. rupanya om Affancik lurus, Akhirnya saya putuskan untuk ngikutin gps ke kiri, alhasil di situ saya terpisah dari om Affancik, jadi Udahlah saya menelusuri jalan itu untuk cari jalan tembus ke lintas Sumatera, kalau saya Scroll di gps-nya dari situ sih Harusnya sekitar 10-15 menit. nah di jalan ini nih saya udah mulai riding sendirian karena tadinya nggak tahu kalau saya terpisah sama Om Affancik, cuman berpikir om Fancik masih ada di depan aja nih, cuma beberapa kali saat jalanan kanan kiri gak ada rumah saya coba ngegas, koq nggak ketemu-ketemu Affancik, jadi Udahlah Ini GPS saya juga bilang tetep jalan lewat sini saya Cukup Confident juga, percaya diri saya ikutin aja nih, tapi saat saya melihat jalanan kayak gini sebelah kanan saya itu kayak tanah yang baru dibabat untuk bikin khusus jalan ini ya karena tanahnya keliatan masih merah banget dan saya pikir saya ingat waktu rute jakarta-bali dihari kedua ya, Jogja Malang waktu lewat Pacitan, di daerah Pacitan di gps saya di arahkan untuk eh ambil rute yang kira-kira kayak gini nih cuman pikirnya jangan-jangan kalau di depan ternyata rute ini buntu atau rusak juga gak bisa dilewatin, mesti puter balik mudah2an aja nggak karena beberapa kali saya lihat di depan itu ada motor dan nah ini contohnya nih mobil, berarti saya cukup yakinlah di depan di jalanan cukup bagus, karena Mobilnya juga bukan bukan mobil yang ini ya saya lihat mobil yang pilih-pilih lah kalau lewat jalan, jadi jalan agak bagus gitu lho. so far sih aspalnya bagus. Saya masih berharap ini sampe ujung, nah ini saya udah memasuki satu perkampungan lagi, perkampungan ini letaknya posisinya di ujung jalan tadi nggak jauh dari kampung ini, saya ketemu Jalan Lintas Sumatra. nah ini dia saya udah ada di jalan lintas Sumatera, waktu Tadi saya ketemu jalan ini saya sempat berhenti dulu untuk ngecek dan koordinasi sama Om Ivan juga saya lihat dia share location itu ada di Simpang Kotoaur, dari posisi saya dia terpisah sekitar 72 km, kalau saya suruh puter balik itu dia akan memakan waktu dua jam, akhirnya kami putuskan daripada nunggu waktu dua jam, om ivan nyampe ke tempat saya sarankan dia untuk tetap maju kedepan, kita nanti akan ketemu di Simpang Panti, karena itu titik temu dua jalan kita yang lalui. Sedangkan om Affancik sebenarnya posisinya di belakang saya saya kasih tahu juga lokasi nya cuman saya enggak tahu dia ngecek handphone atau enggak.

di sekitar 40 menit kemudian kita tiba di titik temu yang tadi saya diskusi sama temen temen dan disini karena udah siang, jam satu kalau saya nggak salah kita putuskan untuk cari makan siang juga Halo, habis makan siang kita tadi makan siang di Pondok nasi goreng dan pecel lele bunda rafi. kita sempat terpisah, bertiga bisa tiga-tiganya terpisah, akhirnya kita kumpul lagi kita lanjut, enggak jauh di depan perbatasan Sumatera Barat sama Sumatera Utara sekira jam setengah tiga sore Kami akhirnya melewati gapura perbatasan Sumatera Barat dengan Sumatera Utara kami langsung disambut oleh aspal Sumatera Utara kalau ke temen-temen lihat sebelah kiri tadi ada pos penyekatan pembatasan mobilitasnya karena Kami melintasi sini itu kalo nggak salah ingat masih sekitar lima hari atau tujuh hari setelah Libur Idul Fitri tahun 2021 jadi masih ada pos penyekatan gitu. memasuki Sumatera Utara kami maerasakan kualitas jalan yang agak kontras dengan Sumatera Barat Tadi semoga ini Pemerintah Provinsi nya bisa lebih memperhatikan lagi untuk perbaikan jalan perbatasan ini terutama ya, karena Kelihatan banget bedanya ini masuk Sumatera Utara aura nya langsung beda untuk kayak gini, tapi untuk pemandangan, Sumatera Utara ini enggak kalah liat aja kanan kiri banyak pohon-pohon yang hijau khas apa namanya khasnya dataran Sumatera lah, Keren kan. enggak jauh dari border provinsi kami memasuki Kota Nopan, Nah ini Gapura kota Nopan ya, er jadi kalau dilihat meskipun namanya Kota tapi pemandangannya masih alami banyak gunung Pesawahan keren ya Kota Nopan ini. jadi Kota Nopan ini ada di Kabupaten Mandailing Natal, jadi ini sebenarnya kota pertama Saat kita memasuki Kabupaten ini dan kalian tahu enggak salah satu tokoh pahlawan nasional Jenderal Abdul Haris Nasution dilahirkan Disini.

teman-teman kalau lewat di Sumatera Utara ini agar lebih hati-hati ya, kalian lihat kan tadi habis jalan aspal yang mulus tiba-tiba aja jalan rusak seperti ini, tadi kalo di aspal mulus itu kalian ngegas lalu kalian nge-rem mendadak di jalanan rusak ini udah pasti kalau motor sih mungkin kepleset ya. Nah ini kita memasuki Kota Panyabungan, kita disambut sama Satu Mesjid Besar berwarna hijau di sebelah kanan jalan saya inget nih mesjid ini penanda masuk kota Panyabungan. karena beberapa tahun sebelumnya saya pernah lewat sini juga, roadtrip bawa mobil waktu itu sama keluarga.

gokil Hari ini capek banget guys ini lagi di Panyabungan udah masuk ke Sumatera Utara jadi kota pertama yang Sorry kota kedua setelah border Sumatera Utara yang pertama itu Kota Nopan sekarang ini Panyabungan habis ini kita menuju ke Padang Sidempuan dan ke kota Sibolga tempat kita nginep malam ini, hari ini unik rutenya. yeay akhirnya saya ketemu BENTOR (Becak Motor) nih, ciri khas transportasi umum di Sumatera Utara. Buat temen-temen penggemar Kopi Pasti enggak asing dengan kopi Mandailing ya atau Mandheling, nah Kota Panyabungan ini adalah salah satu sentra industri Kopi Mandheling nih. disini jadi saya juga baru tahu waktu saya lewat sini tuh dari Om Affancik.

lumayan ya banyak ilmunya bareng om Fancik. di jalan ini saya lihat ada satu sepeda motor yang unik, yang di bikin tinggi shockbreaker-nya untuk alat transportasi masuk ke perkebunan, entah itu perkebunan kelapa sawit atau kebun kopi. dengan kaki yang tinggi seperti itu kontur tanah di dalam perkebunan kopi itu bisa lebih mudah mereka taklukkan. nah ini udah menjelang jam 07.00 ya kita memasuki perbatasan kota Padang Sidempuan. Jam 07.00 kita memasuki Kota Padang Sidempuan. di Kota Padang Sidempuan ini kami memilih jalan yang ke kiri, disini ada perpecahan jalan dari sini, kalau Ke Kiri Ke arah Sibolga Kalau ke kanan Nanti kalian arah ke Tarutung lewat Sipirok Kami sempat berhenti sebenarnya untuk istirahat minum juga diskusi, mau melanjutkan perjalanan atau cari penginapan di padangsidempuan, setelah diskusi akhirnya kami memutuskan untuk lanjut aja ke kota Sibolga untuk menginap. Kota Sibolga ini kalau

diperjalanan motor kami kira-kira satu setengah jam sampai 2 jam sebenarnya dari kota Padang Sidempuan, kami putuskan untuk menginap di Sibolga mengingat perjalanan esok harinya ke kota Meulaboh itu akan jadi tambah panjang Sekitar dua jam (jika menginap di Padang Sidempuan), padahal besok itu adalah rute yang terpanjang untuk perjalanan kami sekitar jam 09.00 kami memasuki Kota Sibolga nih, tadi mau masuk kota Sibolga meskipun sudah malam gini agak macet tadi di belakang sehingga saya dan temen-temennya agak terpisah jauh, lihat di spion koq di belakang nggak ada rombongan. akhirnya Saya memilih untuk minggir, berhenti nunggu untuk berkumpul kembali, sebelum akhirnya kita sama-sama cari penginapan di sini kami belum booking Penginapan sama sekali ini di sini kita go-show saja kalau kata temen-temen. Saya sudahi dulu cerita kita hari ini di sini ya Terima kasih sudah nonton sampai sejauh ini kalau kalian suka boleh tinggalkan likenya dan jangan lupa subscribe untuk Support channel ini. [Musik] [Musik] kita lanjutkan besok, cerita dimana kita memasuki Provinsi Aceh dan di hari itu juga perjalanan kami harus dihentikan sementara oleh teman-teman kepolisian di Polsek Danau Paris. Ikuti perjalanan kami untuk mengetahui duduk masalahnya

sampai ketemu di episode berikutnya tetap sehat dan salam satu aspal [Musik]

2021-07-28 00:06

Show Video

Other news